Senin, November 26, 2012

Matahari Tak Berkelamin


Saya suka..?
Saya suka keaktoran,
Saya suka teater,
Saya suka sinematografi,
Saya suka naskah,

Apalagi ya?
Saya bingung.

Baru saja saya iseng-iseng membuat tulisan tidak jelas.
Saya menganggapnya ini sebagai naskah film,
tapi kalau mau dianggap sebagai hal yang lain juga boleh-boleh saja.


Tulisan ini adalah hasil ketidaksukaan saya kepada anggapan iblis yang seringkali diumpamakan sebagai perempuan.
Ya sebenarnya intinya permasalahan dalam naskah film ini sangat sederhana.
Seorang lelaki yang ditolak cintanya oleh seorang perempuan, hanya itu saja.

Lokasinya memang tidak bersetting jelas,
tetapi naskah ini jangan diumpamakan seperti penciptaan manusia pertama kali,
dan buah naga yang dimakan juga jangan diumpamakan seperti halnya buah kuldi.

Buah naga hanyalah gambaran sederhana kalau semua manusia butuh makan.

Dan kenapa buah naga?
Selain berbentik eksotik, karena kebun buah naga biasanya terdapat disekitar pantai,
tidak tahu benar apa tidak, he he he

Sehingga kalau nantinya menjadi menjadi film,
proses pembuatannya tidak begitu sulit.


Kalau kamu ada waktu banyak dan bingung mau mengerjakan apa,
silahkan membaca lebih lanjut.. :)

---------------------------------------------------------------------------------------------






Matahari Tak Berkelamin

----------------------------------------------------------------------------------------------

Di sebuah pantai yang sepi.


"Terima kasih kamu masih ada,
oleh karenamu aku masih hidup."

Setelah mengucapkan kalimat itu,
kedua orang tersebut mengambil nafas dalam-dalam dan menikmatinya selama beberapa menit.
Tanpa melakukan perjanjian,
mata mereka pun terbuka perlahan-lahan secara bersamaan.


Perempuan : Aku merasa senang setelah melakukan ritual ini.

Lelaki : Aku pun begitu.


Perempuan : Tetapi?
Kenapa matahari?
Kenapa bukan yang lain, mungkin angin?

Lelaki :  Karena angin tidak terlihat.

Perempuan : Kenapa bukan bulan?

Lelaki : Karena sewaktu bulan keluar kita sudah tertidur.

Perempuan : Bagaimana kalau ada makhluk lain yang selalu bangun setiap malam?
Dan seringkali merasakan dan menikmati kehadiran bulan?

Lelaki : Kalau itu,
Pasti mereka juga melakukan ritual yang sama kepada bulan.


Perempuan : Ayo kita pergi ke kebun mencari makan.
Kita tidak boleh terlambat melakukan 3 jam lagi.



kemudian kedua makhluk berbaju hitam dan bercelana jins pendek pergi meninggalkan tempat itu.


---------------------------------------------------------------------------------------------------


Di sebuah kebun buah naga,


Lelaki : Ini untukmu. ucap makhluk lelaki tersebut sembari memberikan sebuah buah naga.

Perempuan :  Terima kasih. Kamu baik sekali.

Coba kamu rasakan bagaimana nikmatnya buah itu.

Perempuan : Buah ini enak sekali,
memangnya kenapa?

Lelaki : Kalau kamu bertanya kenapa matahari bukan angin, kamu seharusnya sudah tahu jawabannya.
Buah ini tidak akan bertumbuh kalau hanya dengan angin, buah ini bertumbuh karena matahari.

Lelaki :  Kalau tidak percaya, sembunyikan bibit buah ini ditempat gelap.
Dan kalau kamu tidak percaya buah-buah ini bertumbuh karena matahari, coba saja kamu tiup setiap harinya.

Perempuan : Baiklah, nanti aku akan coba membawa satu.
Akan kuletakan di tempat gelap dan akan meniupnya setiap waktu.

Lelaki : Kamu tidak percaya perkataanku?

Perempuan :  Aku bukan tidak percaya,
aku hanya ingin mencobanya.
Mencoba sesuatu bukanlah hal yang salah.

Lelaki : Mungkin saat ini kamu sedang mencoba tidak percaya dengan perkataanku.

Perempuan : Kalau aku tidak percaya dengan perkataanmu,
aku akan langsung berkata," aku tidak percaya dengan perkataanmu."



makhluk perempuan itu kemudian pergi meninggalkan kebun buah naga tersebut.

------------------------------------------------------------------------------------


Sekitar pukul 3,
ditandai dengan berkurangnya panas matahari,
di pantai.


"Terima kasih kamu masih ada,
oleh karenamu aku masih hidup."


Kalimat yang sama juga terdengar di kebun buah naga.


---------------------------------------------------------------------------------------

Beberapa saat kemudian,
makhluk lelaki tersebut mendatangi makhluk wanita yang berada di pantai.


Perempuan : Untuk apa kamu kesini?

Lelaki : Untuk bertemu denganmu.

Perempuan : Hanya itu?

Lelaki :  Seharusnya kamu sudah tahu,
aku kesini untuk meminta maaf kepadamu.

Perempuan : Bukannya kamu yang selalu tahu segala hal,
benar dalam segala hal, dan tidak pernah salah?

Lelaki : Aku kesini benar-benar untuk meminta maaf.

Perempuan : Apakah kamu ingin terlihat baik?
Di balik semua keegoisanmu?

Lelaki : Aku kesini dengan tujuan baik!

Perempuan : Dengan bentakan?


Lelaki :  . . . .

Maafkan aku,
aku memang salah,
dan aku selalu salah.

Aku hanya ingin terlihat sempurna dimatamu.


Perempuan : Aku sudah tahu,
dan aku selalu berpura-pura tidak tahu.


Lelaki : Kamu tahu segala sesuatu?

Perempuan : Tidak.
Aku tidak akan mengatakannya.

Lelaki : Termasuk perasaanku?

Perempuan : Tidak.
Aku tidak akan mengatakannya.

Oh iya,
Aku ingin bertanya kepadamu.

Lelaki : Bertanya apa?

Perempuan : Kenapa kita, aku dan kamu, selalu melakukan ritual setiap 3 jam sekali?

Lelaki : Menurutku,
itu karena aku harus mengucap terimakasih atas keberadaanku,
dan mengucap terimakasih atas keberadaan matahari.

Perempuan : Lalu kenapa kita melakukan ritual setiap 3 jam sekali?

Lelaki :  Yang kulakukan 2 kali, dan yang kamu lakukan 2 kali.
Sehingga kalau dijumlahkan berjumlah 4 kali dalam sehari.

Perempuan : 4 kali dalam sehari?
Kamu yakin?

Lelaki : Iya. Aku yakin.
Aku mengerti itu.

Perempuan : Apakah benar dalam 1 hari ada 24 jam?

Lelaki : Oh itu,
maksudku 4 kali melakukan ritual diwaktu matahari ada,
dan 4 kali sewaktu matahari tidak ada.

Perempuan : Kalau begitu?
Seperti orang yang melakukan ritual kepada bulan?

Lelaki : Bukan.
Kita melakukan ritual kepada matahari.

Perempuan : Kamu tidak pernah konsisten dengan ucapanmu sendiri,
Kamu tidak pernah bisa menaati peraturan yang kamu buat.

Bukannya kita tidak pernah melakukan ritual sewaktu malam,
sewaktu tidak ada matahari?
Bukannya setiap hari kita melakukan ritual 4 kali sehari sewaktu matahari ada?
Kamu tidak bisa berhitung ya?


Lelaki : Aku bingung.
Kamu jangan tanya aku sehingga aku semakin bingung.

Perempuan : Kamu cuma bisa mengajari hal yang berbeda setiap hari,
tidak pernah sama.

Lelaki : Sebenarnya aku tahu itu.

Perempuan : Ya memang,
karena kamu tahu segalanya.

Lelaki : Apa kamu tahu perasaanku?

Perempuan :  Aku tahu,
dan aku tidak mau.

Lelaki : Kamu jahat.

Perempuan : Dan kamu baik?



-----------------------------------------------------------------------------------


Pembaca silahkan mengartikan apa saja dari naskah ini,
Saya sendiri juga tidak bisa mengartikan dan mendefinisikan naskah ini seperti apa.

Salam #mawarnakal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar