Kamis, November 29, 2012

Aselinya Aku Enggak Dong


Di suatu tempat pertunjukan berbahasa Prancis.
----------------------------------------------------------------
quelque part parler français ( med in gugel krom )



féminin : Bagus ya ceritanya..? :D

homme : Iya, aktornya bisa menggambarkan suasana di panggung dengan jelas.

féminin : Kok ya ada ya orang yang membuat kisah seperti itu, kagum.

homme : Sutradaranya hebat sekali, bisa mengajari aktor-aktornya sehingga dapat membawa penonton terbawa suasana dalam cerita di atas panggung.

féminin : Menurut kamu bagus nggak ceritanya?

homme : Iya, pentasnya bagus banget.

féminin : Ceritanya, bukan pentasnya..! :@

homme : Aslinya daritadi aku nggak dong.. >.<a




29-Nov-2012,
play performance,
Metarosa, Laura, Latu, Delusion, Agony, Adele

Rabu, November 28, 2012

Mawar Malam Dan Durinya


Puisi ini ada begitu saja di ms-word saya,
tulisan ini belum disimpan, dan baru diketemukan setelah pagi hari.

Masalahnya saya menulis kapan dan untuk (si)apa?
saya benar-benar tidak ingat.

Andaisaja skripsi saya tiba-tiba jadi begitu saja,
pasti sangat menyenangkan, ah ah ah.. :D


-------------------------------------------------------------------------------------


Kalau boleh kau kau kusebut,
kamu adalah mawar malam ini.

dan,
Kalau kau boleh kusebut,
kamu adalah duri pagi ini.

Mawar dan duri tak pernah terpisah,
seperti malam dan pagi yang selalu berurusan dengan mentari.



------------------------------------------------------------------------------------

Puisi ini mungkin untuk seorang "mawar malam"..?
mawar malam sendiri saya tidak tahu maksudnya apa, he he he

Sepertinya tulisan ini nantinya akan saya beri judul..?

Mawar malam dan durinya?














Senin, November 26, 2012

Matahari Tak Berkelamin


Saya suka..?
Saya suka keaktoran,
Saya suka teater,
Saya suka sinematografi,
Saya suka naskah,

Apalagi ya?
Saya bingung.

Baru saja saya iseng-iseng membuat tulisan tidak jelas.
Saya menganggapnya ini sebagai naskah film,
tapi kalau mau dianggap sebagai hal yang lain juga boleh-boleh saja.


Tulisan ini adalah hasil ketidaksukaan saya kepada anggapan iblis yang seringkali diumpamakan sebagai perempuan.
Ya sebenarnya intinya permasalahan dalam naskah film ini sangat sederhana.
Seorang lelaki yang ditolak cintanya oleh seorang perempuan, hanya itu saja.

Lokasinya memang tidak bersetting jelas,
tetapi naskah ini jangan diumpamakan seperti penciptaan manusia pertama kali,
dan buah naga yang dimakan juga jangan diumpamakan seperti halnya buah kuldi.

Buah naga hanyalah gambaran sederhana kalau semua manusia butuh makan.

Dan kenapa buah naga?
Selain berbentik eksotik, karena kebun buah naga biasanya terdapat disekitar pantai,
tidak tahu benar apa tidak, he he he

Sehingga kalau nantinya menjadi menjadi film,
proses pembuatannya tidak begitu sulit.


Kalau kamu ada waktu banyak dan bingung mau mengerjakan apa,
silahkan membaca lebih lanjut.. :)

---------------------------------------------------------------------------------------------






Matahari Tak Berkelamin

----------------------------------------------------------------------------------------------

Di sebuah pantai yang sepi.


"Terima kasih kamu masih ada,
oleh karenamu aku masih hidup."

Setelah mengucapkan kalimat itu,
kedua orang tersebut mengambil nafas dalam-dalam dan menikmatinya selama beberapa menit.
Tanpa melakukan perjanjian,
mata mereka pun terbuka perlahan-lahan secara bersamaan.


Perempuan : Aku merasa senang setelah melakukan ritual ini.

Lelaki : Aku pun begitu.


Perempuan : Tetapi?
Kenapa matahari?
Kenapa bukan yang lain, mungkin angin?

Lelaki :  Karena angin tidak terlihat.

Perempuan : Kenapa bukan bulan?

Lelaki : Karena sewaktu bulan keluar kita sudah tertidur.

Perempuan : Bagaimana kalau ada makhluk lain yang selalu bangun setiap malam?
Dan seringkali merasakan dan menikmati kehadiran bulan?

Lelaki : Kalau itu,
Pasti mereka juga melakukan ritual yang sama kepada bulan.


Perempuan : Ayo kita pergi ke kebun mencari makan.
Kita tidak boleh terlambat melakukan 3 jam lagi.



kemudian kedua makhluk berbaju hitam dan bercelana jins pendek pergi meninggalkan tempat itu.


---------------------------------------------------------------------------------------------------


Di sebuah kebun buah naga,


Lelaki : Ini untukmu. ucap makhluk lelaki tersebut sembari memberikan sebuah buah naga.

Perempuan :  Terima kasih. Kamu baik sekali.

Coba kamu rasakan bagaimana nikmatnya buah itu.

Perempuan : Buah ini enak sekali,
memangnya kenapa?

Lelaki : Kalau kamu bertanya kenapa matahari bukan angin, kamu seharusnya sudah tahu jawabannya.
Buah ini tidak akan bertumbuh kalau hanya dengan angin, buah ini bertumbuh karena matahari.

Lelaki :  Kalau tidak percaya, sembunyikan bibit buah ini ditempat gelap.
Dan kalau kamu tidak percaya buah-buah ini bertumbuh karena matahari, coba saja kamu tiup setiap harinya.

Perempuan : Baiklah, nanti aku akan coba membawa satu.
Akan kuletakan di tempat gelap dan akan meniupnya setiap waktu.

Lelaki : Kamu tidak percaya perkataanku?

Perempuan :  Aku bukan tidak percaya,
aku hanya ingin mencobanya.
Mencoba sesuatu bukanlah hal yang salah.

Lelaki : Mungkin saat ini kamu sedang mencoba tidak percaya dengan perkataanku.

Perempuan : Kalau aku tidak percaya dengan perkataanmu,
aku akan langsung berkata," aku tidak percaya dengan perkataanmu."



makhluk perempuan itu kemudian pergi meninggalkan kebun buah naga tersebut.

------------------------------------------------------------------------------------


Sekitar pukul 3,
ditandai dengan berkurangnya panas matahari,
di pantai.


"Terima kasih kamu masih ada,
oleh karenamu aku masih hidup."


Kalimat yang sama juga terdengar di kebun buah naga.


---------------------------------------------------------------------------------------

Beberapa saat kemudian,
makhluk lelaki tersebut mendatangi makhluk wanita yang berada di pantai.


Perempuan : Untuk apa kamu kesini?

Lelaki : Untuk bertemu denganmu.

Perempuan : Hanya itu?

Lelaki :  Seharusnya kamu sudah tahu,
aku kesini untuk meminta maaf kepadamu.

Perempuan : Bukannya kamu yang selalu tahu segala hal,
benar dalam segala hal, dan tidak pernah salah?

Lelaki : Aku kesini benar-benar untuk meminta maaf.

Perempuan : Apakah kamu ingin terlihat baik?
Di balik semua keegoisanmu?

Lelaki : Aku kesini dengan tujuan baik!

Perempuan : Dengan bentakan?


Lelaki :  . . . .

Maafkan aku,
aku memang salah,
dan aku selalu salah.

Aku hanya ingin terlihat sempurna dimatamu.


Perempuan : Aku sudah tahu,
dan aku selalu berpura-pura tidak tahu.


Lelaki : Kamu tahu segala sesuatu?

Perempuan : Tidak.
Aku tidak akan mengatakannya.

Lelaki : Termasuk perasaanku?

Perempuan : Tidak.
Aku tidak akan mengatakannya.

Oh iya,
Aku ingin bertanya kepadamu.

Lelaki : Bertanya apa?

Perempuan : Kenapa kita, aku dan kamu, selalu melakukan ritual setiap 3 jam sekali?

Lelaki : Menurutku,
itu karena aku harus mengucap terimakasih atas keberadaanku,
dan mengucap terimakasih atas keberadaan matahari.

Perempuan : Lalu kenapa kita melakukan ritual setiap 3 jam sekali?

Lelaki :  Yang kulakukan 2 kali, dan yang kamu lakukan 2 kali.
Sehingga kalau dijumlahkan berjumlah 4 kali dalam sehari.

Perempuan : 4 kali dalam sehari?
Kamu yakin?

Lelaki : Iya. Aku yakin.
Aku mengerti itu.

Perempuan : Apakah benar dalam 1 hari ada 24 jam?

Lelaki : Oh itu,
maksudku 4 kali melakukan ritual diwaktu matahari ada,
dan 4 kali sewaktu matahari tidak ada.

Perempuan : Kalau begitu?
Seperti orang yang melakukan ritual kepada bulan?

Lelaki : Bukan.
Kita melakukan ritual kepada matahari.

Perempuan : Kamu tidak pernah konsisten dengan ucapanmu sendiri,
Kamu tidak pernah bisa menaati peraturan yang kamu buat.

Bukannya kita tidak pernah melakukan ritual sewaktu malam,
sewaktu tidak ada matahari?
Bukannya setiap hari kita melakukan ritual 4 kali sehari sewaktu matahari ada?
Kamu tidak bisa berhitung ya?


Lelaki : Aku bingung.
Kamu jangan tanya aku sehingga aku semakin bingung.

Perempuan : Kamu cuma bisa mengajari hal yang berbeda setiap hari,
tidak pernah sama.

Lelaki : Sebenarnya aku tahu itu.

Perempuan : Ya memang,
karena kamu tahu segalanya.

Lelaki : Apa kamu tahu perasaanku?

Perempuan :  Aku tahu,
dan aku tidak mau.

Lelaki : Kamu jahat.

Perempuan : Dan kamu baik?



-----------------------------------------------------------------------------------


Pembaca silahkan mengartikan apa saja dari naskah ini,
Saya sendiri juga tidak bisa mengartikan dan mendefinisikan naskah ini seperti apa.

Salam #mawarnakal

Sabtu, November 24, 2012

Sejarah Nama Rosena




Sudah saya tetapkan,
namanya adalah Rosena,
Rosena jalan sesat.

Kenapa bukan jalan syaitan?
Ya karena memang bukan jalan untuk setan!
Tetapi jalan yang mengarah pada sesuatu yang sesat,
sedangkan sesat adalah sesuatu yang relatif.

Suatu saat bisa menjadi jalan suci..


Rosena?
Awalnya namanya hanya Rosen,
yang berarti mawar.

Atau mungkin sok kemawar-mawaran..?
Ya karena memang bukan sebuah mawar.
Lebih baik Rosena saja, terdengar lebih enak di telinga.


Lalu Rosana..?
Ah, terdengar religi.
Mungkin kaau sudah menjadi sesuatu yang religi maka akan berganti nama dengan sendirinya.
Kalau Rosana belum saatnya.


Rosena...

Terkaburkan


Terlunta-lunta,
terlonte-lonte,
terlatah-latah,
terletih-letih,
terlihat,
tersamar,
terhilang.

Terkaburkan.

Kamis, November 22, 2012

Seseorang Bermata Duka


Aku sedang mengamatimu,
seseorang yang bermata duka.

Hari-harimu tampaknya penuh tawa,
umpatan yang dikeluarkan menunjukan seberapa besar pengetahuan dan kedudukanmu.
Hari-hariku tampaknya penuh tanya,
apa benar umpatan yang dikeluarkan bisa menjadi penilaian seberapa besar pengetahuan dan kedudukan?

Bibirmu akrab dengan tawa,
tawamu akrab dengan umpatan,
umpatanmu akrab dengan kekuasaan,
apakah benar?


Aku merasa tertipu oleh bibirmu,
dan aku merasa bimbang melihat matamu.

Masalah ini bukan masalah pencitraan,
ini masalah penipuan.

Yang aku takutkan bukanlah penipuan kepada masal besar-besaran,
yang aku takutkan adalah penipuan diri sendiri.

Kamu tertipu dirimu sendiri,
dan,
aku pun juga tertipu.

Selasa, November 20, 2012

Aku Tidak Suka Terjajah


Aku tidak pernah suka terjajah karena terjajah adalah sesuatu yang tidak enak.

Aku juga tidak pernah menjajah orang,
karena aku pernah merasakan sebagai orang terjajah,
orang jajahan terasa memuakan dan terlihat menyedihkan.


Pola pikir yang membuat orang tidak sempat berpikir,
aturan-aturan yang dibuat tanpa adanya aturan,
doktrin-doktrin sesat yang ada,
logika-logika yang sebenarnya tanpa logika,
etika tanpa terasa beretika ketika berurusan dengan etika,
adalah segerombolan bodoh yang tidak pernah bisa dicari asal-muasalnya.


Penjajahan dalam peperangan antar dua kelompok sampai saat ini masih juga ada, banyak!
Hanya saja tidak ada yang tahu,
belum pernah selesai dan sepertinya tidak akan pernah selesai.


Yang lebih mengerikan adalah ketika seseorang dijajah oleh pikirannya sendiri,
tertindas, terhakimi, dan terpenjara,
dan tidak pernah sadar kalau sebenarnya dapat bebas begitu saja,
tidak akan merasa puas kalau belum melampiaskan ketidakpuasannya,
dan untuk melampiaskan ketidakpuasan tidak pernah ada yang tahu,
yang aku tahu satunya-satunya cara adalah memperoleh kebebasan.


Mungkin salah satu sebab adanya penjajahan di suatu tempat karena sebelumnya pelaku penjajahan sudah terjajah otaknya lebih dahulu,
kalau tidak menjajah rasanya ada yang kurang,
kemudian tiba-tiba saja bermunculan berbagai alasan untuk berbuat sesuatu untuk menjajah,
hal itulah yang menjadikan seorang terjajah menjadi penjajah.


Setelah aku sadari,
sedari kecil pun aku sudah terjajah,
aku harus terlihat lucu, imut, dan menggemaskan,

lalu,
berpura-pura baik depan orang banyak,
sok sopan santun kepada orang yang menjijkan,
Bertingkah sesuai pandangan orang lain,
umurmu baru segitu seharusnya kamu seperti itu.

Penjajahan tidak pernah berhenti,

Kamu seorang lelaki maka kamu harus seperti lelaki.
Kamu seorang pemuda seharusnya kamu mengerti tentang..?
Seorang yang bertanggung jawab seharusnya..?
Kamu memiliki hati nurani seharusnya..?
Kamu seorang yang beragama, seharusnya..?
dan, dan, dan cuk!

Semua bisa dijadikan alasan untuk menjajah,
padahal sebenarnya semua itu tidak perlu dan tidak berguna sama sekali.


Menghargai kebebasan orang lain salah satu contoh menghargai kebebasan diri sendiri,
membebaskan diri sendiri untuk bebas salah satunya dengan cara membebaskan pandangan dan pola pikir yang menjajah.


Aku sebenarnya adalah orang jajahan,
yang sampai saat ini masih menjadi orang jajahan,
sampai saat ini aku masih tak mau menyerah kepada keadaan dan penjajah-penjajah yang menjajahku.


Manusia hidup harus memiliki kebebasan.
Setidak-tidaknya adalah memiliki 1 ruang privasi yang tidak bisa dimasuki oleh siapa pun,
atau mungkin ruang tersebut tidak diketahui oleh siapa pun.


Lalu bagaimana dengan seorang pembunuh?
Itu bukan manusia, itu setan!

Script Sweet With Rosena The Naughty Rose



Kamu : Kita bisa berbicara serius?

Aku : 4 mata?

Kamu  : Ya.


Aku : Kapan?

Kamu : Sekarang.


Aku : Apa yang mau kamu bicarakan?

Kamu : Apa yang kamu lakukan selama ini?

Aku : Aku..? Memangnya kenapa?

Kamu : Kamu anggap aku ini ada tidak?

Aku : Iya, aku menganggapmu ada.

Kamu : Ada,
dan begitu kamu melihatku kamu mau pergi.

Aku : Ya.. Setidaknya aku menganggapmu ada khan?

Kamu : Aku mau lebih dari itu.

Aku : Maumu seperti apa?

Kamu : Kamu selalu mencariku,
matamu berbinar-binar sangat senang ketika melihatku,
dan kamu menyentuhku dengan mesra.

Aku : Itu saja?

Kamu : Kamu bisa?

Aku : Tidak.
Ehm, aku akan mencoba.

Kamu : Aku tahu kamu pasti bisa.

Aku : Terimakasih sudah percaya padaku.

Senin, November 19, 2012

Autis Kecelakaan


Apatis adalah istilah yang disering dipakai orang-orang sok autis.
kata apatis sering dipakai orang agar terlihat autis dan memiliki dunia sendiri.

Tapi saya memakai kata itu bukan dengan maksud itu.

Saya sedang benar-benar bosan dengan rutinitas,
sehingga saya harus memaksa diri untuk bersenang-senang dengan acara autis.
salah satunya dengan apatis.

Saya tidak bisa mendefinisikannya dengan bahasa saya sendiri,
tapi saya tahu maksudnya.

Saya sebenarnya muak dengan hal-hal ganjil absurdis semacam ini,
yang tidak bisa dengan mudah didefinisikan,
menyenangkan dan membuat ketagihan, ah ah ah.


Saya sebenarnya tidak suka dengan kata saya,
dari baris awal terlalu banyak kata saya,
Sebenarnya saya tidak suka,
tetapi saya khan sedang apatis dan sok autis,
jadi bisa dijadikan sebagai salah satu alasan yang tidak bermutu.



Saya sedang sibuk berurusan dengan nada-nada,
ditemani nada-nada perlawanan melakukan perlawanan kepada keadaan.


Perlawanan tidak selalu disertai dengan anarki, darah, dan bendera putih,,
bisa juga dengan kata yang cukup pasaran, cinta, bunga, dan romantika,
bisa juga dengan apatis dan autis.

Terkadang tembang-tembang indah sengaja dibusukan keadaan,
orang-orang yang terlihat indah seketika menjadi terlihat busuk,
bisa jadi penglihatanku sendiri yang busuk.



Yang seharusnya dipercaya sebagai yang seharusnya memimpin,
terasa hanya sebagai seseorang yang kecelakaan dan terjatuh di bagian depan.

Aku yakin itu sebuah kecelakaan,
mana mungkin seseorang yang tidak sanggup berada di depan berusaha mendapatkan tempat di depan,
kalau aku berada di belakangnya, mengikutinya,
aku juga menjadi korban kecelakaan.

Orang yang tidak bisa berada di depan,
dan mengupayakan segala cara agar bisa berada di depan,
itu adalah bunuh diri yang konyol.

banyak orang berkata,
ambillah kesempatan yang ada.

Selagi ada kesempatan berada di depan,
dan juga sedang memikirkan apa yang akan dia lakukan adalah sebuah lelucon yang serius.


Orang-orang yang berada di garis depan dan tidak tahu apa yang harus dipikirkan dan diperbuat,
adalah lelucon serius yang konyol.


Aku jadi ingat kenapa aku harus menjadi apatis!

Minggu, November 18, 2012

Aksi Tipu-Tipu Dengan Bapaknya



Hari minggu adalah hari libur yang biasanya digunakan untuk acara keluarga,
maka bisa-bisa saja disebut hari keluarga.

Yang bisa berkumpul dengan keluarga tidak hanya orang-orang yang memiliki keluarga beranggota lengkap,
Anak-anak broken home juga boleh merasakan berkumpul dengan keluarganya,
biar pun mungkin untuk mereka rasanya tidak menyenangkan.

Broken atau bukan broken home bukanlah masalah,
yang masalah adalah status-status ora mutu di jejaring sosial setiap hari minggu.

Saya rada jengkel,
status-status serupa pada hari keluarga selalu bermunculan,
apakah orang-orang tersebut bapaknya memang sama tetapi lain ibu, atau bagaimana..?


-Bersiap-siap kerumah bapak
-habis dari rumah bapak
-senangnya bisa bertemu bapak
-dan sebangsanya



Saya ingin bertanya sinis dengan nada menghina :

" Ibumu dikemanakan nak?
Tidak takut durhaka? "


Menurut saya anak-anak yang sok urusan kebapak-bapakan ini adalah anak-anak yang sebenarnya broken home,
karena tidak bisa bertemu dengan bapaknya setiap hari, sehingga pada saat dia bertemu bapaknya hal tersebut menjadi hal yang begitu spesial.

Bisa jadi anak-anak tersebut adalah anak-anak yang kurang kasih sayang bapaknya,
dan hasilnya, bapaknya yang dia maksud menjadi semacam sesuatu yang dibesar-besarkan.


Kalau boleh saya tertawa terbahak-bahak,
sebenarnya semua orang punya bapak, sehingga membesar-besarkan seorang bapak adalah sebuah ketololan.
Semakin dibesar-besarkannya semakin menunjukan bahwa bapak yang dimaksudnya semakin tidak berguna apa-apa.
Ini serius, hal ini merupakan lelucon serius buat saya.



Anggapan saya yang lain status-status omong kosong tersebut merupakan aksi tipu-tipu agar orang yang melihatnya menganggapnya dia merasa senang bertemu bapaknya.

Bisa jadi juga dia menunjukan rasa muak kepada ibunya, keluarga yang selalu ditemui dalam kesehariannya,
dengan secara tidak langsung dia berkata di tempat bapak terasa lebih menyenangkan.

Bisa jadi dia sedang menghindari seseorang, atau mungkin berusaha tidak menepati janji dengan alasan pergi bertemu bapaknya.

Bisa jadi dia menulis seperti itu agar rang lain merasa iri dengannya,
dan berbagai alasan ora mutu lainnya.


Saya rasa ini semacam gerakan konspirasi nakal anak-anak broken home yang ditujukan ke sesama anak-anak broken home,
mereka melakukan itu agar mereka tidak terlihat sebagai anak broken home.
Hal tersebut bisa jadi dilakukan karena keadaan mereka yang sedemikian buruk,
sehingga mereka menutupinya agar seakan-akan keadaan mereka baik-baik saja..


Kejadian sebenarnya tidak ada yang pernah tahu..


Kamis, November 15, 2012

Tragisnya Kerelijian


Manusia dilahirkan dengan tidak sempurna,
dan tidak mungkin bisa sempurna,
karena pada takdirnya manusia tidak akan pernah sempurna.

Itu menurut pandangan religi.

Pandangan religi selalu menganggap manusia sebagai makhluk yang berdosa,
dan selalu menajiskan diri sendiri agar merasa tidak layak hidup di dunia,
ya memang seharusnya begitu,
agar manusia tidak sombong.

Itu menurut pandangan dulu.

Menjadi orang religi pada jaman dahulu adalah benar-benar membutuhkan suatu pengorbanan,
mengorbankan apa saja, kenyamanan yang ada misalnya,
Seperti dianggap sok suci oleh orang lain.
Resiko itu sudah dipikirkan sebelumnya matang-matang.

Pada saat itu pengakuan orang sebagai orang religi adalah suatu perjuangan,
yang diperjuangkan adalah agama dan tuhannya, diri sendiri dan ucapan,
menjadi orang religi seperti mempertaruhkan hidup,
menghilangkan kehidupan lama dan untuk memperoleh kehidupan baru.

Kehidupan baru tersebut adalah kehidupan yang membahagiakan, aman, dan nyaman secara batin.

Itu dulu.


Pada saat ini sebutan sebagai orang religi hanyalah sebagai sandangan,
cuma sebagai penghias dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Sebelum dan sesudah ibadah, kegiatan ibadah mereka dipublikasikan secara besar-besaran,
hanya untuk pamer, atas nama eksistensi belaka.
Ada juga yang pada saat ibadah berusaha lebih menonjol dari yang lain,
usaha apapun dilakukan, termasuk bertingkah aneh.

Pakaian pada jaman dulu bisa dikatakan sebagai patokan orang dipandang baik dan buruk,
itu memang benar, dan seharusnya begitu.
Sampai sekarang juga seharusnya seperti itu.

Penampilan seharusnya bisa mencitrakan diri baik atau buruk dengan jelas,
penampilan harus bisa menjelaskan identitas, bukan pencitraan tipu-tipu.


Berapa banyak wanita berpakaian tidak senonoh,
yang lalu-lalang di depan tempat ibadah,
tempat ibadahnya sendiri dan tempat ibadah orang lain?

Penampilan yang mencitrakan citra buruk seperti itu seharusnya tanpa hiasan atau manik-manik berbau religi,
karena hal itu hanya akan mempermalukan banyak pihak,
mempermalukan diri sendiri, agama dan tuhannya, orang-orang sekitarnya dan juga kenalannya,
tanpa dipikirkan, seharusnya hal itu sudah disadari.

Berapa banyak lelaki yang berkata kotor disekitar tempat ibadah?
Padahal sejatinya tempat ibadah wajib dipandang sakral,
dianggap angker juga boleh-boleh saja.
Pandangan apa pun boleh-boleh saja, selama tidak menghina dan melecehkan.


Betapa bahaya kalau penilaian orang dipandang dari apa yang dibicarakannya?

Bisa-bisa sebelum melakukan kejahatan, penipuan misalnya,
si calon penipu itu mencitrakan dirinya yang baik-baik di depan orang banyak?

Betapa rendahnya kalau penilaian orang dipandang dari apa yang dibicarakannya?

Citra religi yang dicari-cari dan melekat erat,
begitu saja bisa menjadi aib dan olok-olokkan,
jika 1 kata yang hanya salah pengejaan saja keluar dari mulut.

Tetapi,
memang seharusnya seperti itu,
agar orang berhati-hati, tidak menyepelekan, apalagi mempermainkan "kata" "agama" dan "tuhannya",
cukup kata saja, tanpa arti dan sedikit pemahaman.



Pada saat ini,
banyak orang berusaha tenar,
berusaha megah dan mewah dengan julukan orang religi.

Padahal ketenaran dari hasil penipuan tadi sangat berbahaya,
penyakit penipuan tersebut bisa menular, dengan cepat.

Penyakit tersebut sangat berbahaya,
bisa membuat iri disekitarnya,
iri karena ingin juga terlihat seperti itu,
iri karena merasa tidak bisa seperti itu,
iri karena merasa kereligiannya dihinakan,
dan sebagainya.

Sehingga pada akhirnya semua orang berusaha lebih religi,
entah dengan cara terlihat beribadah lebih menonjol,
atau melakukan penghilangan.

Penghilangan ini juga termasuk salah satu dampak dari penyakit, penyakit ketenaran.

Orang-orang yang berurusan dengan penghilangan,
walaupun hanya memikirkan saja dan belum berbuat apa-apa,
sebenarnya orang-orang tersebut ingin lebih menonjol,
dan ingin menjadi yang paling menonjol.

Kalau keadaan sudah mengerikan seperti ini,
tidak ada cara lain selain bertahan dan melawan,
bertahan dengan berpendirian, dan melawan dengan tidak ikut-ikutan.


Religi pada saat ini bukanlah sesuatu mulia yang dimuliakan,
tetapi suatu ketragisan dan keironian yang perlu diprihatinkan.

















Rabu, November 14, 2012

Harga Mati Sertifikasi

Saya rada muak dengan urusan sertifikasi,
seakan-akan semuanya dipandang berdasarkan sertifikasi yang dimiliki.

Sebut saja dokter,
salah satu orang yang dianggap berprofesi hebat,
tanpa praktek, dokter tersebut bukanlan menjadi orang yang berguna.

Dan,
bandingkan dengan seorang dukun beranak,
yang sembarangan membantu persalinan, dan selalu belajar lagi dalam setiap kesempatan.


Kira-kira mana yang akan dipilih?


Saya rasa terlalu picik untuk menilai seseorang berdasarkan sertifikasi.
Apakah mungkin kehidupan seseorang hanya bisa dilihat dari lembaran kertas?
Saya rasa itu tidak masuk akal.

Kalau memang sertifikasi sangat berguna sekali,
katakanlah sebagai jaminan hidup.

Betapa kasihan orang-orang yang tidak berkesempatan membuat sertifikat.

Sertifikasi Sampai Mati

Sewaktu lahir saya sudah disertifikasi,
saya baru bayi beberapa hari pun orang-orang disekitar saya sudah sibuk menguruskan sertifikasi.

Sewaktu sekolah saya diserfitikasi,
saya masih remaja, labil, tidak dong apa-apa, tetap juga disertifikasi.
Sertifikasi kali ini adalah hasilnya, sedikit.
Saya jadi bisa sombong, menjadi lebih nggaya dan kemlinti,
karena saya mendapat kartu pelajar dari sertifikasi.

Kemudian saat saya umur 17 tahun,
saya harus disertifikasi di kantor-kantor.
hasil akhirnya saya memegang sebuah kartu identitas, yang konon katanya hanya dimiliki oleh orang dewasa.

Saat saya menjadi pemuda,
saya dipaksa dan terpaksa memiliki sebuah sertifikat tanda sudah pernah kuliah dan berhasil lulus.

Pada saat melamar,
sertifikat saya hanya diadu, siapa banyak dia yang menang.

Mungkin sejak saat itu saya sadar kalau hidup cuma dilihat dari sertifikat.


Manusia tidak bisa membelah diri,
dan bagi yang ingin memiliki keturunan salah satu caranya adalah menikah.

Menikah butuh sertifikat, harus membuat.
kalau punya anak, nanti butuh sertifikat, harus membuat.

Singkat cerita,
Urusan sertifikat tadi akan diulangi sama oleh anak saya,
prosesnya hampir sama persis semenjak baru saja lahir.
Semacam perputaran roda hidup, reinkarnasi sertifikat atau apa namanya.

Sampai suatu akhir cerita,
cerita sudah harus berakhir,
saya juga masih butuh berurusan dengan sertifikat.

Di lain tempat,
orang-orang yang memiliki sertifikat banyak,
mereka sudah menyiapkan sertifikat urusan kematian mereka,
entah surat tanda beli peti mati, tanah kuburan,
atau mungkin sebuah tempat du surga.

Selasa, November 13, 2012

Seseorang Berpangkat Teman


Musuh terberat sebenarnya adalah teman,
bagaimana bisa menghabisi seseorang yang berpangkat teman?

Sebenarnya teman tersebut bukanlah teman lagi,
cuma musuh yang berkedok,
bahasa sesatnya adalah seseorang yang menyesatkan.

Apa kata orang ketika ada seseorang yang menghabisi seseorang lainnya yang berpangkat teman?




Teman selalu terlihat manis dan baik-baik saja,
kepaitannya selalu tertutupi dengan kemanisannya.

Permasalahannya membedakan mana teman dan mana orang yang berpangkat teman?

Rosena



Seorang manusia tidak dapat melihat kecantikan dirinya,
yang dia lihat adalah apa yang bisa dilihatnya sejauh matanya dapat melihat.

Seorang manusia tidak dapat melihat kecantikan dirinya,
kecuali dengan sesuatu yang berfungsi sebagai cermin.

Sayangnya,
setangkai mawar tak pernah bisa bercermin,
yang bisa dia lihat hanyalah duri-duri yang ada sekujur di tubuhnya.