Rabu, Oktober 30, 2013

Tidak Bisa Menulis


Memaksakan diri untuk menulis rasanya sungguh membuat diri sendiri merasa seperti orang bodoh.

Seperti sewaktu diajak orang berbicara,
ketika ditanya hal yang sepele tetapi tidak bisa menjawabnya dengan mudah begitu saja.

Untuk menjawab pertanyaan yang sepele harus memikirkan secara mendalam dengan memikirkan berbagai filosofi per kata yang nantinya akan digunakan.

Ini adalah fase yang sungguh mengerikan.
Ini adalah fase terbodoh yang pernah aku ketahui.

Catatan Cinta Seorang Pelacur




Kenapa nama mawar, atau nama bunga indah lainnya seringkali dijadikan sebagai nama samaran korban pelecehan seksual? 
Apa karena semua yang cantik dan menarik sudah diseragamkan untuk dilecehkan? 
Atau mungkin sengaja dibiasakan untuk dilecehkan?

Aku suka mawar karena mawar adalah bunga yang indah.
Semua orang punya sisi indahnya masing-masing, begitu juga sisi buruknya.
Seperti kelopak bunga mawar, dan tentu juga durinya.
 
Bunga mawar tidak munafik menurutku, mewakili sekali bentuk manusia.
Bukan berarti bunga yang lain tidak bisa mewakili manusia pada umumnya.

Bunga bangkai contohnya, terlihat besar, megah dan mewah, tetapi ternyata menghasilkan bau yang sangat busuk. Itu mewakili manusia sekali, terlihat istimewa dari jauh, dan dari dekat ternyata..?

Ingat bunga bangkai aku menjadi ingat dengan lelaki. 
Kenapa nama samaran di berita kriminal tidak ada yang menyebutkan penjahat kelamin seperti laki-laki sebagai bunga bangkai?

Apa mereka special sehingga tidak pernah dipublikasikan kebusukannya?
Apa cuma perempuan saja yang layak disebut jalang?
apa cuma perempuan saja yang pantas dibilang murahan?

Padahal lelaki jalang berjumlah tidak sedikit.
Banyak yg menjual diri demi hanya mendapat selangkangan, atas nama cinta.

Ada yang menggoda dengan menyombongkan diri, membuat semua perempuan terpesona.
Ada juga yang mencari akal untuk dikasihani agar bisa meminta ini itu.
Apakah itu tidak jalang?
Harga diri mereka digadaikan dengan kepura-puraan, apa tidak murahan?

Berbagai nama bunga yang indah tidak lebih hanya sebagai cemoohan dan alasan-alasan lain yang hina.
 
"Sebut saja bunga" , apa tidak ada yang lain?



------------------------------------------------------------------

Ini adalah prolog novel, " Rosena, catatan cinta seorang pelacur ".
Buku ini nantinya akan menceritakan perjalanan cinta seorang pelacur, seperti kumpulan cerpen, tetapi bab satu dengan bab yang lainnya nanti terkait.
Tentunya tokoh utamanya bernama rosena, nama kesukaanku.. :D

Tetapi,
Novel ini tidak jadi dilanjutkan, padahal sudah berjalan beberapa bab, 
alasan utamanya adalah aku sudah berpikiran buruk nantinya novel ini akan menjadi aib apabila diterbitkan.


Aku takut dengan pertanyaan : 

Apa tidak ada yang bisa dibahas selain pelacur?
Apa tidak ada sesuatu yang lebih baik yang bisa dibahas?

----------------------------------------------------------

Aku tertarik dengan pelacur, 
Aku tidak melihat dari sisi mesum,
Aku melihatnya dari sisi kepribadiannya. 


Bagaimana bisa seseorang seseorang hidup di 2 dunia?
Menurutku ini adalah profesi yang cukup sulit. 

Di sisi lain dia harus mau melayani nafsu mesum siapa saja yang menginginkannya,
tetapi di sisi lain dia harus menjalani kehidupan sehari-hari seperti manusia biasa pada umumnya.

Ada yang harus menyimpan profesinya sebagai pelacur. 
Menyembunyikan sesuatu, apalagi yang tidak baik, adalah hal yang cukup berat. 

Ada yang secara terang-terangan mempublikasikan profesinya.
Menurutku bukan karena tidak punya malu, tetapi aku lebih memandangnya sebagai sarana pelampiasan atas susahnya kehidupan yang dia jalani. 


Pengakuan sebagai seorang pelacur adalah sebuah perlawanan. 

" Aku adalah pelacur, kamu lantas mau apa? "
Sungguh heroik sekali kalimat tersebut.

----------------------------------------------------------------

Aku tertarik kepada pelacur, yang seringkali dibilang orang adalah perempuan kemayu, kegatelan, mentel, tidak tahu diri, dsb. 

Ya.. Menurutku mereka harus berperilaku kementel-mentel karena profesi mereka memang menuntut mereka seperti itu. 



Lain halnya dengan perempuan norak sok kekinian yang berperilaku kementel-mentel,
entah kenapa aku selalu ingin melemparnya dengan kursi kalau melihat wanita menjijikan seperti itu.

----------------------------------------------------------------------------------------------------


Ada yang lucu ketika aku membandingkan seorang pelacur dan seorang perempuan norak. 

-Pelacur memamerkan tubuhnya agar memancing birahi orang yang melihatnya. 
-Perempuan norak memamerkan tubuhnya, tetapi sudah tidak ada lagi yang penasaran dengannya. Dan tak jarang pula ada yang langsung menghakimi dia dengan perempuan murahan.


Ini adalah hal konyol yang sering aku lihat,
banyak yang berpikir apabila dengan berpakaian seksi (sebut saja norak) maka banyak orang yang akan tertarik/ penasaran dengannya. Jawabannya tidak.. xD

Salam #mawarnakal ;)

Minggu, Oktober 20, 2013

Catatan Akhir Nde Nyu Jurne


Surat cinta untuk teman-teman buruh korban sepenjajahan,

                                  
Untuk Bu Yanti, pembantu rumah tangga yang perkasa,
Saya tahu ibu dulu mantan kuli bangunan, tetapi tidak selayaknya seorang yang berstatus pembantu rumah tangga dipaksa untuk mengangkuti keranjang dengan berat beberapa kilo dagangan milik majikan tanpa uang tambahan,

Saya tidak bilang ibu bodoh karena manut majikan 100%,
Saya mau bilang ibu adalah 100% orang lugu yang dimanfaatkan keberadaannya.

Kesetiaan ibu selama bertahun-tahun dibalas oleh majikan dengan kesetiaan merendahkan dan menganggap remeh,
oh iya, caci maki dan pelecehan tiap harinya belum dihitung.

Saya kemarin senang ibu berani bolos bekerja selama beberapa hari,
Sayangnya ibu cuma menantang sesosok setan bernama majikan,
majikan sudah takut kehilangan ibu, tetapi malah ibu balik lagi.

Ibu bilang, "Saya sudah tidak mau bekerja di tempat itu lagi. Tetapi si siti, pembantu yang baru bekerja minggu di rumah itu takut sama juragan. Saya juga punya anak perempuan seumuran dia. Saya ingat anak saya, saya kasihan mas. Akhirnya saya balik lagi. "

Ibu masih sempat merasa kasihan?
Padahal saya kasihan sama ibu.


Bu, segeralah mendapat kemerdekaan.

Ingat si Heru? ingat si Bujel?
Mereka sudah merdeka, ibu kapan?

Segeralah merdeka Bu.

Terima kasih selama ini sudah berbuat baik kepada saya di tenpat penjajahan.

Sekali lagi,
Segeralah merdeka Bu.


------------------------


Untuk Karmono, seorang menteri taman,

Dulu Kang Mono bilang ingin pergi dari tempat penjajahan tetapi tidak punya alasan.
Aku sudah membuatkan alasan, kapan kang Mono pergi?

Apa kang Mono tidak ingin bertemu dengan Heru dan Bujel di kampung halaman?
Aku saja ingin kembali bertemu dengan mereka, masa kang Mono tidak?

Aku rasa kang Mono sudah ditunggu kepulangannya,
aku yakin sekali mereka akan menjamu kembalinya kang Mono dan membuat pesta kecil-kecilan setibanya kang Mono di kampung Halaman.


Sebenarnya aku ingin sekali mendengar kang Mono bilang kepada majikan,

"Bu, saya mau pamit beberapa hari, kakak saya mau menikah."


Tapi ternyata aku yang kabur lebih dulu karena tidak betah.
Di sisi lain aku berpikir kang Mono adalah seorang pengecut,
di sisi lain aku berpikir kang Mono adalah orang yang super sabar.


Kalau ada kesempatan aku ingin kita menghabiskan waktu bersama,
sekedar ngrasani majikan atau berbagi cerita bodoh.


------------------------------------------------------


Untuk Kang Egy, sopir pribadi kesayangan majikan,


Daripada diberi uang tambahan uang tutup mulut,
Lebih baik kang Egy memeras majikan karena perselingkuhannya, ha ha ha

Lain kali semoga kita mendapat kesempatan untuk berbagi cerita ya kang.. :D


-----------------------------------------------------------------------------

















Harga Sebuah Kebebasan..


Grandis : Kamu meninggalkan statusmu sebagai buruh dengan penghasilan beberapa ratus ribu per hari?

Mawar Nakal : Beberapa ratus ribu per hari tidak cukup untuk membayar kebebasanku.

Grandis : Lantas berapa harga yang pantas didapatkan untuk sebuah kebebasan..?

Mawar Nakal : Jawabannya..? Berapa harga yang harus dibayar untuk dapat berada di dekat seorang kekasih?

Grandis : Kalau itu..? Kalau aku tidak perlu membayar.

Mawar Nakal : Ya itu. Memang itu jawabannya. Tidak perlu ada bayaran untuk urusan kebebasan.


----------------------------------------------------------------------------------------------------

Grandis : Kalau urusan kebebasan memang tidak memerlukan bayaran?
Ehm, lalu bagaimana seorang pelukis bisa hidup?

Mawar Nakal : Pelukis melukis untuk apa?

Grandis : Untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari.

Mawar Nakal : Berarti urusannya adalah biaya hidup bukan kebebasan.

Grandis : Oh iya, benar juga.

Mawar Nakal : Urusan kebebasan adalah urusan bebas berekspresi, bebas melukis, bebas melukiskan apa saja, tanpa terkecuali. Mungkin, sepertinya begitu.

Grandis : Lalu apa yang didapatlan seorang pelukis yang melukiskan sesuatu?

Mawar Nakal : Minimal sebuah kepuasan tentunya, bisa jadi disusul oleh kebanggaan, dan masih ada juga yang lain-lain.

Grandis : Walau tidak dibayar?

Mawar Nakal : Kalau urusan bayaran, tentunya akan merasa puas mendapatkan bayaran yang cukup, dan akan bangga karena memiliki pendapatan lebih dari orang-orang di sekitarnya.
Tapi masalahnya kalau itu adalah urusan bayaran. Kepuasan dalam urusan kebebasan tidak bisa dibayar berapa pun jumlahnya.


------------------------

Grandis : Sebagai manusia biasa aku bertanya apakah kamu tidak sayang meninggalkan majikanmu yang konon katanya mengerikan itu?

Mawar Nakal : Sebagai manusia biasa aku menjawab tidak ada rasa menyesal sedikit pun. Itu urusan materi, itu urusan uang, masalah yang amat sangat kecil.

Grandis : Belum tentu kamu mendapat penghasilan sebanyak ini di lain waktu?

Mawar Nakal : Kalau aku mempertahankan pekerjaanku sebagai orang jajahan, belum tentu aku memperoleh kebebasanku di lain waktu.

-----------------------------------------

Grandis : Memang bukan aku yang kehilangan gaji beberapa ratus ribu per hari, tapi kenapa aku ikut gregetan.

Mawar Nakal : Yang bilang begitu tidak cuma kamu.

Grandis : Apakah berarti aku benar?

Mawar Nakal : Aku tidak tahu. Tetapi apa yang diketahui dan dipercaya oleh orang banyak belum tentu benar.

Grandis : Jadi sebenarnya bagaimana?

Mawar Nakal : Sebenarnya, faktanya, kebebasan adalah sesuatu yang tidak bisa diberi harga.

Grandis : Tidak bisa dihargai?

Mawar Nakal : Bukan begitu. Masih bisa dihargai, tetapi tidak bisa dibayar.

-----------------------------------------------------------------------------


Grandis : Kalau aku punya yang 67 ribu, apakah aku bisa membayar kebebasanmu dengan memberikan 67 ribu kepadamu?

Mawar Nakal : Belum. Kamu harus memberiku kebih dari 67 ribu.

Grandis : Bagaimana kalau aku pinjam dari temanmu seribu, apakah bisa membayar kebebasanmu?

Mawar Nakal : Bisa!

Grandis : Aku harus meminjam siapa?

Mawar Nakal : Aku tidak tahu dan tidak mau tahu. Yang aku tahu kamu harus membayar kebebasanku dengan lebih banyak dari apa yang kamu miliki. Itu adalah harga yang adil.

---------------------------------------------------------------------------


Harga sebuah kebebasan?

Tidak perlu ada bayaran untuk urusan kebebasan.

---------------------------------------------------

Banyak kesempatan untuk memiliki membuka pikiran di tempat terbuka,
Begitu juga sebaliknya apabila berada di tempat tertutup.


Salam #mawarnakal dari tempat suram dimana matahari hampir tak terlihat.