Kamis, Januari 15, 2015

Hujanuari


Manusia mencintai sesama manusia karena mereka terlahir sebagai manusia.
Manusia mecinntai hewan dan tumbuhan karena mereka sama-sama terlahir sebagai makhluk hidup.

Aku dan kamu terlahir sewaktu hujan,
dan sudah jelas seharusnya kalau kita mencintai hujan sebagaimana dia mempertemukan kita.

Janganlah membenci hujan,
sebanyak apa pun kamu mengumpatnya dia tidak akan pernah membencimu sedetik saja.

Apakah kamu pernah dendam kepada hujan?
Apakah dia pernah memisahkan kita?
Janganlah kamu dendam,
sudah semutlaknya kamu berterima kasih kepada hujan karena hujan sedang menyirami akar-akar rindu kita.

Aku dan kamu terlahir sewaktu hujan,
dan sudah jelas seharusnya kalau kita mencintai hujan sebagaimana dia mempertemukan kita.

Hujan tak pernah menuntutmu membawa payung atau berteduh,
dia hanya memberi berbagai banyak pilihan
Kamu bisa bersenang-senang sebelum sakit karena bermain air hujan, dari sekedar pilek sampai demam.
Pernah kita bermesraan sewaktu hujan,
berpelukan hangat di sela dinginnya hujan,
berbagi cumbu kata tentang aku dan kamu,
setelah hujan pergi kemesraan kita juga sedikit pergi, pergi terbawa hujan.

Dan selama ini kita tak pernah berterima kasih kepada hujan.

Hujan,
terima kasih telah kamu pertemukan kami.
Dan juga hujan,
terima kasih juga telah menyirami akar-akar kerinduan kami yang semakin mendalam semakin hari.
Dan juga akar rindu akan kebebasan dari segala keterbatasan.