Senin, Februari 10, 2014

Ringan, mari berangan-angan


Mendekati hari pemilihan banyak orang berlomba-lomba melakukan pencitraan.

Pencitraan memang sudah setiap hari dilakukan,
tetapi pada saat mendekati hari pemilihan kemaksiatan, kelakuan baik amat sangat mudah terlihat dimana-mana, berlebihan dan menjijikan.

---------------


( Foto : Leyloor)


Ringan Tangan.


Kelakuan orang-orang yang ringan tangan sangat mudah ditemui.
Alasannya cuma 1 untuk promosi dengan atas nama pencitraan.

Mulai dari membagi sembako atau sekedar mendengarkan curhat warga.
Dengan merasa diperhatikan dan diberi waktu untuk sambat, hati warga akan berbunga-bunga.

Masalahnya yang melakukan kegiatan pencitraan ringan tangan ini tak cuma 1 orang,
hampir semua orang yang sedang melakukan pencitraan melakukan hal seperti itu.

Kalau sudah begini tinggal tindakan apa yang sudah diberikan kepada warga.
Berlomba-lomba saling memberi sembako atau kebutuhan warga lainnya sebanyak-banyaknya.
Yang dapat membuat masyarakat terkesan akan bisa cengengesan karena merasa akan dipilih.

 ----------------------------------------------------------------------------------------------

( Foto : Jemek )


Ringan Cocot.


Banyak poster bertebaran berlomba-lomba nyontong untuk dipilih.

Pilih saya.
Jangan ragu pilih saya.
Ingin hidup lebih baik? Pilih Saya!
Apa maumu? Saya beri!

-------------------------

Kalimat kalimat sesat beredar di masyarakat.

Apakah masyarakat tahu keseharian mereka?
Jawabannya adalah tidak sama sekali
Masyarakat hanya mengenal kalimat sesat mereka selama masa pencitraan.  


Target mereka adalah masyarakat-masyarakat bodoh yang mudah dikibuli dengan sekedar diberi janji.
Tujuan mereka adalah menyuntikkan janji-janji berupa kalimat sesat kepada masyarakat.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Masyarakat seharusnya sadar bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak pernah diketahui perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan mengerti perilaku sehari-hari bukanlah jaminan untuk bisa dipilih.
Orang bisa saja berubah sewaktu-waktu.

Di media masa sudah jelas orang-rang yang berjabatan penting nyata-nyatanya melakukan korupsi.
Jangan dibayangkan berapa banyak uang yang sudah mereka tilep.
Kalau tidak sanggup membayangkan berapa banyak uangnya dan bisa dipergunakan untuk apa saja nanti bisa stroke.

Partai-partai berkedok keagamaan ternyata tidak sereigi partai yang mengusungnya.
Dari luar banyak partai terlihat agamis.

Kawin cerai bukanlah hal yang terasa menghebohkan karena sering terdengar di media masa.
Selingkuh dan nikah siri adalah hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari, karena hal tersebut seakan-akan sengaja dibuat untuk menjadi hal yang menjadi tidak tabu. 
Tetapi pernahkah mencoba membayangkan apa yang dirasakan oleh wanita-wanita yang menjadi korban?

Masih mau berharap kepada partai agamis?
Pada kenyataannya partai agamis adalah partai atas nama agama untuk melaksanakan hal-hal najis.


Lalu kalau sudah begini harus memilih siapa?
Ya pilih saja saudara atau kerabat yang bisa dipastikan memberi perubahan yang lebih baik, he he he

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya sebenarnya sangat tidak tertarik kepada segala hal yang berbau politik.
Politik selalu menarik perhatian semua orang untuk memperhatikan dan kemudian mengumpatnya.

Saya sudah membiasakan untuk tidak menyimak berita perkembangan dunia politik.
Tetapi masalahnya kemarin tiba-tiba saja ada spanduk bergambar wajah orang jalang di tembok luar rumah saya, tanpa izin sebelumnya.

----------------------------

Pada saat pencitraan saja sudah menghilangkan hak kenyamanan orang lain.

Kira-kira apa yang akan terjadi kalau caleg-caleg tersebut nantinya memiliki kewenangan?



Salam #mawarnakal