Sabtu, Desember 15, 2012

Tak Usah Dibicarakan Lagi

Aku menuliskan ini beberapa waktu yang lalu,
pada saat itu aku masih sering berduaan dengan motor kesayanganku,
nama motor kesayanganku itu Belang Motise.
Motor kesayanganku ini dulunya ber plat AB 3662 UA,
dan aku hilangkan angka 3 dan 2 nya, sehingga terbaca menjadi ABG GUA,
benar-benar motor yang special untuk aku.
Sudah setahun ini kami berpisah dan belum pernah bertemu lagi,
dia terpaksa dijual untuk biaya kuliahku yang tidak tahu habis berapa banyak biaya dan berapa banyak waktu lagi untuk itu..
Dari 2006 sampai 2011, bukan waktu yang singkat untuk saling mengerti,sayangnya kami harus berpisah... 

"Salah satu mimpiku adalah mendapatkannya kembali..."

---------------------------------------------------------------------------------------------

Nadana : Tak usah dibicarakan lagi ya.

AB3662UA : Tentang apa?

Nadana : Tentang yang tak usah dibicararakan.

AB3662UA : Tentang?

Nadana : Tentang itu, apalagi?

AB3662UA : Kalau temanmu membicarakan bagaimana?

Nadana : Biarkan saja.

AB3662UA : Kalau temanmu yang lain membicarakan bagaimana?

Nadana : Biarkan saja.

AB3662UA : Kalau temanmu yang lainnya lagi membicarakan bagaimana?

Nadana : Berapa kali harus ku ulang?

AB3662UA : Sampai aku muak muak mungkin.

Nadana : Kamu bosan?

AB3662UA : Tidak. mungkin iya.
                      Untuk mengisi waktu saja sebenarnya.

Nadana : Mengisi waktu ya?

AB3662UA : Mungkin begitu.

Nadana : Bajingan kamu kalau begitu.

AB3662UA : Maaf, yang bajingan temanmu.
                     Maksudku, orang yang mengaku temanmu.

Nadana : Aku tahu.
               Tak usah dibicarakan lagi.

AB3662UA : Bagaimana tentangnya?

Nadana : Hentikan saja.
               Aku sangat lelah.
               Terlalu banyak yang berkejaran dalam otak.
               Bodohnya lagi, tanpa alasan, aku jadi ikut berkejaran juga.

AB3662UA : Kamu suka?

Nadana : Tidak.

AB3662UA : Kalau tidak hentikan saja.

Nadana : Kalau bisa kuhentikan sejak dulu.

AB3662UA : Kenapa tidak daridulu saja?

Nadana : Sudah sebenarnya.
               Selalu saja dia yang datang duluan.

AB3662UA : Dan kacau?

Nadana : Tak cuma kacau.
               Selalu saja membuat muak.

AB3662UA : Tidak kamu bicarakan saja?

Nadana : Tidak.

AB3662UA : Tapi perlu lho itu.

Nadana : Buat aku tak perlu.
               Tentang itu, temanku lebih dahulu membicarakannya.
               Aku tak sudi membicarakannya. Buat aku tidak terlalu penting.

AB3662UA : Memang, tidak berguna.

Nadana : Sayangnya dia di mata orang lain selalu berguna.

AB3662UA : Mata siapa yang melihat begitu?

Nadana : Mata dia..

AB3662UA : Tapi tidak di mataku. Mata teman-temanku. Teman-temanmu.
                      Mata kita sama, sudah sama sama terbuka.
                      Doakan saja dia cepat terbuka matanya.

Nadana : Sudah,
               Sudah pernah kudoakan dia.

AB3662UA : Sudah setiap hari?

Nadana : Hampir.

AB3662UA : Setialah kepadanya.

Nadana : Sampai kapan?

AB3662UA : Sampai kamu muak mungkin.
                      Sampai kamu tidak sanggup setia.

Nadana : Aku tidak bisa ingkar tapi.

AB3662UA : Itu bukan ingkar,
                     Kalau bahasa egoisnya itu berubah pikiran.

Nadana : Akan aku coba.
               Aku sudah lelah.

AB3662UA : Aku tahu kamu lelah.

Nadana : Darimana?

AB3662UA : Mata kamu setiap hari kelelahan.
                     Terlalu banyak sesuatu yang tak ingin kamu lihat.

Nadana : Mata?
               Ya sudah.
                Daripada ketahuan,aku besok mau memakai kacamata saja.

AB3662UA : Telingamu.

Nadana : Kenapa?

AB3662UA : Merah.
                     Terlihat jelas banyak sesuatu yang terdengar,
                      tetapi kamu sendiri tidak menginginkannya.

Nadana : Jujur. Iya.
               Aku tidak menguping lho tapi.

AB3662UA : Aku tahu.
                     Siapa juga yang mendengarkan sesuatu yang tidak ingin didengar.
                     Jangan jangan memang ada yang jahat sama kamu.

Nadana : Tidak mungkin.
               Aku percaya tak ada temanku yang begitu.

AB3662UA : Masa?
                     Coba ingat-ingat lagi.

Nadana : Aku tak mau mengingatnya.
               Aku anggap dia tidak sengaja.

AB3662UA : Dan selalu tidak sengaja.

Nadana : Ya.

AB3662UA : Dan hobinya selalu tidak sengaja.

Nadana : Mungkin.

AB3662UA : Tidak sengaja tentang bla bla bla.. bla bla bla..

Nadana : Cukup.
               Tak usah dibicarakan lagi.

AB3662UA : Aku ingin penyelesaian.

Nadana : Aku juga!

AB3662UA : Lalu berbuat apa?

Nadana : Aku tak bisa berbuat apa-apa!

AB3662UA : Aku tak terima.

Nadana : Aku juga!

AB3662UA : Lalu berbuat apa?

Nadana : Sudah kubilang! Aku tak bisa berbuat apa-apa.

AB3662UA : Bagaimana kalau kita berbagi cerita? J

Nadana : Mau, tapi malas.
               Itu sudah pernah.

AB3662UA : Bagaimana kalau kita balas dendam?

Nadana : Boleh. Ide bagus.
               Jangan! Biar saja temanku saja.
               Dia baru pertama kali, sedangkan kita mungkin sudah terbiasa.
               Ya. Kita terbiasa karena kita bodoh.

AB3662UA : Aku tak bodoh.
                     Keadaan saja yang tak pernah berpihak.

Nadana : Itu bodohnya kita.
               Kita tak pernah menemukan keadaan yang berpihak.

AB3662UA : Aku tak suka perkataanmu.
                     Aku sudah mencoba mencarinya.
                     Tapi tetap saja keadaan itu lari.

Nadana : Sepertinya keadaan yang baik itu tak suka kepada kita dan memilih bersama orang lain.

AB3662UA : Kita pergi saja yuk, mencari keadaan itu.

Nadana : Baiklah, aku sudah muak dengan semua ini.

AB3662UA : Tentang,,

Nadana : Diam!
               Aku tak mau membicarakannya.
               Tak usah dibicarakan lagi. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar