Senin, Desember 31, 2012

Segelas Susu Coklat Dan Catatan Hitam Urusan Cinta



Aku membuat blog ini sebenarnya untuk menulis tulisan cinta-cintaan,
tetapi aku selalu kesulitan membuatnya.

Sudah berapa banyak tulisan cinta-cintaan yang akhirnya harus aku hapus, 
karena aku merasa tulisan tersebut tidak layak untuk ditulis, apalagi dibaca oleh orang lain.

Tulisanku ini, mungkin monolog singkat.
Adalah hasil dari mencuri kejadian-kejadian nyata di sekitar saya,
eh, termasuk kejadian yang saya alami sendiri, he he he

Aku memberi judul segelas susu coklat dan catatan hitam urusan percintaan karena sewaktu aku menulis tulisan ini aku benar-benar sedang minum susu coklat.

Ini adalah akhir tahun,
semoga blog rosenakal ini di tahun kedepannya bisa lebih nakal lagi,
apalagi mengenai urusan percintaan, he he he

Tulisan ini ceritanya untuk menyimbolkan kita, saya dan kamu, harus meninggalkan masa lalu untuk segera menemui masa depan.. :D

Ini bukan kebun mawar nakalku sendirian,
tetapi juga kebun mawar nakalmu, kebun mawar nakal kita bersama.

Salam #mawarnakal saja,
Salam hormat saya dari peternak mawar nakal.. :)

 ------------------------------------------------------------------------------

Segelas susu coklat dan catatan hitam urusan cinta



(Menulis di sebuah kertas pada suatu yang tampak seperti meja belajar)

Aku ingin mengatakan aku sayang kepadamu,
aku mau mengatakan,
tetapi aku memilih untuk tidak kukatakan.

Untuk aku,
ucapan tidak berguna jika hanya diucapkan.
sehingga aku lebih memilih untuk tidak mengatakannya.

Aku takut kalau aku berkata aku sayang kamu,
dan suatu aku hari tidak sayang berarti aku adalah seorang penipu.
Aku akan mengatakan itu pada waktu yang tepat,
dan kalau tidak ada waktu yang tepat,
tentunya aku tidak akan mengatakannya.


(Tulisan di kertas tadi kemudian di tempelkan di sebuah dinding.
tulisannya menghadap langsung ke arah muka. )

Salah! Ini salah!
Kenapa tulisan ini menghadap ke arah wajahku?
ini hanya membuatku semakin putus asa.

Aku tidak perlu diingatkan kalau aku selalu menyayangimu.
aku selalu sayang kepadamu, aku selalu ingat kepadamu.
mungkin kecuali sewaktu aku tidur.
Eh, itu salah
Dalam mimpi pun aku masih selalu memikirkanmu.

Aku sering memimpikanmu.
Aku berkejaran denganmu di sebuah taman yang cukup besar.
Aku mengejarmu tetapi aku tidak pernah bisa mendapatkanmu.
Mungkin di dalam mimpiku itu kamu berlari terlalu cepat.

Kamu selalu nakal dalam mimpiku.
Kamu selalu menggodaku,
aku sering mendapatimu menggoda aku dengan senyum manismu.
dan kadang kudapati aku terbangun dengan celana basah.

Bukan pikiranku yang jahat,
tetapi kamu yang jahat.


(Tulisan pada dinding kemudian di balik, sehingga kertas yang berisi tulisan menghadap ke dinding.
Kalau kertas itu tidak terlihat apa isinya.)

Pasti suatu saat aku akan berusaha melihat apa yang ada di balik keras itu.
Dan kalau kulihat,
berarti aku ingkar janji,
aku lupa bahwa tulisan itu tentangmu dan untukmu,
kalau aku lupa denganmu sedetik saja, berarti kertas itu tiada artinya lagi.


(Merobek kertas itu menjadi dua, kemudian meremas-remasnya sampai berbentuk berantakan.)

Aku meremas tulisan ini bukan berarti aku membencimu,
aku harus melupakan suatu hal agar aku bisa selalu mengingatmu.

Dan hal itu adalah kertas, ya cuma kertas,
mungkin tidak akan berarti apa-apa untukku dan untukmu,
bukan berarti juga aku tidak menghargai kertas yang disimbolkan sebagai perasannku.
Kalau seandainya kertas itu adalah perasaanku..?
Kamu tak mungkin ada masalah dengan hal itu.

Oh iya,
aku jadi ingat kenapa aku tadi menulis surat?

Aku ingin menuliskan sesuatu untukmu.

Aku tidak ingin memberikan tulisan yang bagus untukmu, karena aku tak bisa.
Aku hanya ingin memberikan apa adanya, yang terbaik dariku, dan itu untukmu.
Tetapi mungkin kamu tidak tahu dan tidak mau tahu..?

Aku ingat tentang kejadian beberapa waktu yang lalu.
Sewaktu itu aku mulai belajar mengenalmu, dan aku salah.
Aku belajar terlalu, masalah perasaan, percintaan.
Di saat yang itu juga kamu malah..?

Ah, lupakan.
Kalau begitu aku tidak ikhlas menyayangimu,

Pemikiranku sudah aku ubah sekarang ini,
Aku sudah ikhlas, 
aku menyayangimu dengan tidak menjadi siapa-siapamu,
aku selalu berusaha mewujudkan hal yang satu ini menjadi kenyataan.

Mengingat masa lalu adalah mengingat masa buruk,
aku harus masa bodoh agar tidak terus-terusan menjadi orang bodoh.

Mungkin mengenalmu adalah suatu kesalahan, yang besar, fatal, dan berbahaya.
Ini bukan cuma urusan percintaan,
secara tidak langsung ini menyangkut nyawa.
Aku pernah berandai-andai berapa nyawa yang terlahir dari hubungan kita..?
dan berapa banyak tawa yang tercipta karenanya.

Mungkin kamu dibuat tuhan sebagai mesin pencipta suka (tertawa),
Mungkin juga sebagai mesin pembuat duka..?
Mungkin kamu memang sebuah mesin yang tidak berperasaan,
sehingga kamu tidak pernah mengerti perasaan orang lain disekitarmu,
atau mungkin cuma perasaanku saja yang tidak kamu mengerti?

Aku harus tetap menuliskan surat cintaku padamu.
Aku bukanlah seorang penyair atau pujangga,
mungkin aku hanyalah orang bodoh yang terlalu pandai untuk berpikiran muluk-muluk.
Aku ingin memberikan kata-kata romantis yang dapat membius secara sadis,
seperti apa yang diberikan penjahat kelamin kepada para korbannya.

Aku harus tetap menuliskan surat cintaku padamu.
Aku tahu ini sudah terlambat, tetapi ini belum berakhir.
Seperti kata orang-orang sok bijak memberikan hiburan kepada orang yang bermasa depan penuh keterlambatan,
lebih baik terlambat daripada tidak, sebuah kata-kata bijak serius yang terdengar seperti lelucon.

Kamu jahat kepadaku,
tetapi aku sayang kepadamu.

Aku tidak tahu harus menulis apa untukmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar