Sabtu, Desember 29, 2012

Kutukan Boneka


Boneka harus selalu menuruti apa keinginan si pembuatnya.

Entah melalui tali-tali tidak terlihat seperti boneka marionet,
atau bersentuhan langsung seperti cara memainkan boneka tangan,
atau mungkin dengan pemakaian boneka dengan cara baru, misalnya seperti bermain play station.


Boneka harus selalu menuruti apa keinginan si pembuatnya.

Sekalipun boneka itu bernyawa,
boneka tetap harus menuruti apa kata pembuatnya.
Seperti pinokio, yang bernyawa,
dia tetap harus menuruti apa kata bapaknya, pembuatnya.

Bapaknya menyuruhnya menuruti apa yang dia katakan,
atas nama kebaikan.

Dan sampai detik ini,
Aku tidak tahu bagaimana kehidupan pinokio,
apakah sudah punya anak? cucu?
tidak ada yang tahu.

karena dia cuma boneka,
mutlak, hidupnya dipermainkan oleh pembuatnya,
walaupun atas nama sayang.


Boneka harus selalu menuruti apa keinginan si pembuatnya.

Siapa bilang tidak?
Karena tujuan boneka memang untuk menuruti apa keingina pembuatnya.

Untuk hiburan?
Dibuat agar bermakna?
Dibuat agar berfungsi?
Terlihat baik dan buruk adalah kebebasan si pembuatnya.


Boneka harus selalu menuruti apa keinginan si pembuatnya.

Aku merasa seperti marionet,
ada yang mengaturku tetapi tidak kuketahui siapa itu,
ada yang membuatku harus melakukan apa yang tidak ingin kulakukan,
apa namanya kalau bukan boneka?

Aku mencari-cari tali yang tidak terlihat,
kucoba kurasakan dan belum kutemukan,
aku cuma merasakan melalui apa yang kulakukan,
yang kulakukan tidak sesuai keinginanku.


Boneka harus selalu menuruti apa keinginan si pembuatnya.
Semua orang adalah boneka, entah siapa yang mempermainkannya.

Atas nama agama, kebaikan, dan kejahatan,
kebenaran, kebajikan, dan kebajinganan,
semua memiliki pemain sebenarnya masing-masing.



Boneka harus selalu menuruti apa keinginan si pembuatnya,
Tanpa disadari tidak ada yang pernah memikirkan siapa sebenarnya pemain di dalam otak.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar