Kamis, Desember 06, 2012

Ibuku Selalu Heroik


Akhir-akhir ini aku merasa jengkel dengan ibuku,
Ibuku selalu terlihat seperti pembawa kebaikan di mataku,
mungkin bisa dibayangkan seperti superman atau batman,
yang tiba-tiba saja membantu orang lain yang membutuhkan.


Aku sadar kebiasaan ibuku yang sejenis superhero ini sedari aku kecil,
aku sering terheran-heran,
bisa dikatakan ibuku selalu lupa diri ketika membantu orang lain,
aku mengatakan tindakan ini adalah tindakan sok heroik.


Sewaktu masih umur belasan,
aku pernah bertanya kepada ibuku, "kenapa Ibu seperti superhero?"
Katanya, "Ya tidak apa-apa, selagi bisa menjadi superhero."

"Kalau di tifi-tifi bukannya superhero selalu terlihat melelahkan?", tanyaku lagi.
"Lebih kasihan orang-orang yang akan ditolongnya, bagaimana kalau tidak ada yang menolongnya.", jawab ibuku dengan cepat tanpa berpikir.

"Kalau memang orang itu takdirnya mati, ya mati saja." jawabku dengan sedikit jengkel, karena Ibuku terlihat benar-benar seperti superhero.
"Kalau kamu dalam keadaan susah, dan orang lain berpikiran itu takdirmu bagaimana? Apa kamu mau?" Jawab ibu menyerangku dengan santai.


--------------------------------------------------------------------------------------


Akhir-akhir ini aku benar-benar muak kepada ibuku,
aku bagaikan penjahat yang siap mengacau,
dan ibuku bagaikan superhero yang siap mengacaukan aku.


--------------------------------------------------------------------------------------


Setelah waktu yang cukup lama menjadi superhero,
kini ibuku hanya menjadi warga biasa saja,
sepertinya karakter superhero yang ada tiba-tiba saja mengilang.

Aku tidak urusan,
dan aku merasa senang,
kehidupan kembali terlihat normal, menurutku.


Tetapi permasalahannya,
sekarang ini ibuku seperti membutuhkan karakter superheronya kembali.

Orang-orang yang pernah ditolongnya,
tiba-tiba saja menjadi terlihat seperti sesama superhero, bahkan lebih hebat,
tiba-tiba saja seperti menjadi penjahat yang siap menyerangnya.


Aku melihatnya,
aku selalu waspada,
dan aku selalu siap untuk menyerang.


Tetapi,
ini benar-benar membuatku jengkel,
Ibuku dengan wajah sok superhero berkata, "Biarkan saja, toh cuma orang biasa. Kalau superhero, pasti tidak akan berbuat seperti itu."

Padahal aku tahu benar orang-orang itu adalah superhero gadungan,
bagaikan pelayan yang selalu menjilat majikannya,
bagaikan anjing yang selalu menjilat kepada tuannya yang disebut keadaan,
atas nama aman dan nyaman.


--------------------------------------------------------------------------------------

Aku merasa aku adalah anak superhero,
dan seharusnya aku tahu kapan waktunya untuk menjadi superhero,
tetapi sayangnya belum pada saat ini.

Aku menunggu saatnya dimana aku akan dan harus menjadi superhero,
yaitu ketika menghabisi musuh-musuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar