Rabu, Desember 26, 2012

Hari Nakal


  



Menjadi orang beragama saat ini sulit sekali. 
Cobaan berat yang ada dirasakan sebagai sebuah kesulitan yang pasti.


Kemarin pagi, adalah hari besar suatu agama tertentu. 
Namanya juga hari besar, suka tidak suka, malas tidak malas, biasanya pemilik agama yang punya hari besar tetap harus ke tempat ibadah.
Mungkin sekedar membuktikan agama yang dianutnya di KTP nya, 
Sekedar absen muka atau memang benar-benar beribadah,
Yang pasti pada hari itu di jalan-jalan bisa dipenuhi oleh sebagian besar orang yang berlalu lalang di tempat ibadah.


Di kotaku, 
apalagi tempat tinggalku dan sekitarnya melihat perbedaan semacam ini rasanya biasa-biasa saja,
asu-asu, eh, isu-isu kefanatikan di kota lain tidak berpengaruh besar.

Kotaku ini sangat plural, berita tentang kefanatikan "HAMPIR" tidak pernah terdengar.

Menurut isu luar negeri, kotaku ini sering disebut-sebut sebagai "Little Indonesia".
Kalimat "Bhinneka Tunggal Ika" benar-benar terasakan.


------------------------------------------------------

Beberapa hari yang lalu,
muncul sebuah pernyataan yang tidak wajib dari sekumpulan tokoh-tokoh agama,
mengucapkan hari besar agama pemiliki agama lain disebut haram.
Menurut saya pribadi, ini adalah suatu lelucon yang bodoh.



Saya sadar sekali, walaupun saya tidak mengikuti pernyataan tersebut.
Pelaku pernyataan-pernyataan tersebut sebenarnya sedang dibentuk menjadi prajurit-prajurit yang fanatik sempit, dan siap meledakkan diri dengan merasa dirinya sebagai bom bunuh diri mati syahid.
 

Atas nama tuhan dan agama, melalui tokoh-tokoh agama, mereka taat perkataan itu.

Bisa saja kalau terdengar kata bunuh, maka orang-orang yang terdoktrin tersebut dengan mudahnya membunuh orang lain.


Apakah benar keinginan tuhan seperti itu?

---------------------------------------------------




Sebenarnya kalau membahas urusan tuhan-tuhanan seperti tidak akan pernah ada habisnya.
Saya selalu menghindari percakapan urusan keagamaan, saya rasa itu terlalu pribadi.
Selalu ada percakapan bodoh mengenai pemaksaan kebenaran dari agama yang dipercaya,
semua agama mengajarkan seperti itu. Itu fakta.
Sekali pun saya belajar semua agama yang ada,
tetap saja saya tidak berhak dan tidak bisa memaksakan pola piker saya kepada orang lain.
Saya tidak akan membicarakan jauh urusan agama,
urusan agama bukan di dunia, tetapi di akhirat nanti.


Kemarin, hanya untuk pergi beribadah saja mereka harus merasa canggung, malu, takut, resah, dsb.
Beribadah, agama, adalah urusan dengan tuhan, tidak sepatutnya orang lain ikut campur, apalagi menganggu permasalahan yang satu itu.


----------------------------

Orang-orang yang pergi beribadah dihakimi mata-mata bingung.
Mereka bingung harus berbuat apa?
Daripada keceplosan mengucapkan selamat hari raya, mungkin lebih baik dibunuh saja. mungkin.


---------------------------------------------------------------------------------------------

Saya kemarin berbaju merah,
saya kurang tahu alasan apa warna merah dengan hari raya kemarin, tetapi menurut saya itu berhubungan.

Saya memakainya untuk sekedar bersenang-senang merayakan euforia hari raya keagamaan tertentu.
Karena kemarin hari libur saya sekeluarga kemudian pergi bersama-sama.


Ini masalah penampilan, bukan memamerkan atau menjual identitas tertentu.
Saya sadar, baju merah yang saya pakai dihakimi mata-mata yang tidak diketahui alasannya.
 

Kemudian saya berjalan di sebelah saudara saya, penampilan dia terlihat seperti orang yang sedang tidak merayakan hari besar apa-apa. Saya pun juga begitu. Kenapa pakaian saya menjadi masalah?


Setelah saya berjalan dengan saudara saya, 
mata orang-orang tersebut seperti berkata, “oh” atau mungkin : ternyata hanya kebetulan saja.

--------------------------------------------------------------------------------------------







Saya yakin sekali,
Pemeluk agama yang sedang merayakan hari besarnya kemarin.
“TIDAK PERNAH BERHARAP SEDIKIT PUN UNTUK DIBERI UCAPAN SELAMAT.”


Dan menurut saya mereka hanya ingin dapat beribadah dengan aman dan nyaman saja.
Mereka tidak mungkin bisa meminta, mau meminta kepada siapa?
Dan siapa yang harus bertanggung jawab atas urusan agama mereka?


Kemarin adalah hari yang mengerikan,
banyak cobaan mengenai keimanan,
hari besar keagamaan ternyata juga bisa menjadi hari yang mengecilkan keimanan,
hari besar keagamaan ternyata juga bisa menjadi hari yang mengerikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar